by Siti Halmia
Manajemen Kepariwisataan
Politeknik Pariwisata Makassar
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pariwisata
adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar kegiatan sehari-hari dengan tujuan
untuk bersenang-senang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
kekayaan dan keindahan alam. Kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pendapatan negara, salah satunya melalui sektor pariwisata. Indonesia
mempunyai lebih dari 17.508 pulau dan setiap pulau memiliki potensi seperti
kekayaan alam, budaya dan buatan manusia yang unik dan khas. Dengan kekayaan
tersebut, menjadikan negara ini berbeda dengan yang lain dan membuatnya banyak
diminati oleh wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
Pariwisata telah
diakui oleh berbagai negara sebagai sektor yang menjanjikan selain menambah
devisa negara pariwisata juga mempengaruhi beberapa aspek diantaranya
pendidikan, teknologi, sosial dan budaya selain itu pariwisata juga berperan
dalam ruang lingkup pengembangan suatu destinasi wisata dan ikut memberi
kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di lingkungan destinasi atau atraksi
wisata. Dengan besarnya dampak dari kegiatan pariwisata maka setiap pihak harus
terlibat dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata yang ideal
harusnya mengikuti pendekatan yang cocok dikarenakan pariwisata terbagi lagi
menjadi beberapa bagian yaitu alam, budaya dan
minat khusus.
Salah satu destinasi yang
memiliki potensi wisata yaitu Provinsi Sumatra Utara. Medan merupakan kota
terbesar di sumatera. Bersama-sama dengan
denpasar dan makassar, medan di nobatkan sebagai kota besar indonesia
yang memegang peranan vital bagi perekonomian bangsa. Medan merupakan pintu
gerbang bagi wisatawan untuk menuju Daya Tarik Wisata seperti Danau Toba, dan Taman Nasional Gunung Leuser.
Danau Toba Danau Toba sendiri merupakan danau vulkanik
yang terjadi saat ada ledakan gunung berapi pada 69.000 - 77.000 tahun lalu,
diperkirakan juga sebagai salah satu ledakan gunung berapi terbesar di dunia.
Setelah ledakan tersebut, terciptalah kaledra (cekungan pada tanah sesudah
letusan vulkanik) yang kemudian terisi oleh air dan kita ketahui sebagai danau
toba sekarang. Ditengah danau toba juga terdapat pulau kecil yang juga disebut
pulau samosir.
Danau ini mendapat nominasi keajaiban alam. Danau ini
mengelilingi satu pulau yang dinamai Samosir dan semua kawasan yang
mengelilinginya disebut tanah batak atau Toba di Propinsi Sumatera Utara
Indonesia. Menuju Danau Toba, anda dapat melalui kota Medan
ibukota Sumatera utara. Dari Medan ke Danau Toba dengan perjalanan darat dapat
ditempuh dalam waktu 4 jam. Parapat adalah kota pintu gerbang masuk Danau Toba
menuju Pulau Samosir. Di kota ini ditemukan banyak hotel tempat anda menginap.
Alasan pemilihan judul makalh ini adalah karena
Sumatera Utara merupakan Destinasi yang perkembangannya cukup pesat dan hal
tersebut dikarenakan faktor pemasaran yang berhasil. Sangat cock hubunganya
dengan makalah yang kali ini membahas tentang Pemasaran Destinasi Pariwisata.
2. Batasan Masalah
2.1 Bagimana Kegiatan Pemasaran Destinasi
Pariwisata di Danau Toba dan Taman Nasional Gunung Leuser di Tinjau dari
Produknya.
2.2 Bagaimana Kegiatan Pemasaran Destinasi
Pariwisata di Danau Toba dan Taman Nasional Gunung Leuser di Tinjau dari
Promosinya.
3. Rumusan Masalah
3.1 Kegiatan
Pemasaran Destinasi Pariwisata di Danau Toba dan Taman Nasional Gunung Leuser
di Tinjau dari Produknya.
3.2 Kegiatan
Pemasaran Destinasi Pariwisata di Danau Toba dan Taman Nasional Gunung Leuser
di Tinjau dari Promosinya.
4. Tujuan Penulisan
4.1 Untuk
Mengetahui Bagimana Kegiatan Pemasaran Destinasi Pariwisata di Danau Toba dan
Taman Nasional Gunung Leuser di Tinjau dari Produknya.
4.2 Untuk
Mengetahui Bagaimana Kegiatan Pemasaran Destinasi Pariwisata di Danau Toba dan
Taman Nasional Gunung Leuser di Tinjau dari Promosinya.
4.3 Untuk
Memenuhi Tugas Makalah Studi Lapangan Pariwisata
4.4 Untuk Menambah Informasi tentang Bagaiman
Destinasi Pariwisata Danau Toba dan Taman Nasional Gunung Leuser di tinjau dari
Produk dan Promosinya.
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
Pengertian Pariwisata
Menurut UU
No 10. Tahun 2009 Tentang Kepariwsataan.
Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
2.
Pengertian Destinasi
Menurut UU
No 10. Tahun 2009 Tentang Kepariwsataan
pasal 1 ayat 6 Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut
Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasif yang
terdapat didalmanya terdapat Daya Tarik Wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
3. PEMASARAN
Menurut J.
Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourism merumuskan pemasaran pariwisata
sebagai berikut “ Marketing in tourism to be understood as the systematic and
coordinated exucition of bussines policy bytourst undertaking whether private
or state owned atlocal, regional, national and international level to achieve
the optimal of statification of the needs of identifiable consumers group and
in doing so to achieve and appropriate return”. Pemasaran Pariwisata adalah
suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebiijaksanaan bagi perusahan-perusahaan
kelompok industri pariwsata, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang
lingkup lokal, regional, nasional, maupun internasional untuk mencapai kepuasan
wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.
4. PROMOSI
Menurut Boyd (2000: 65 diartikan sebagai upaya
membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Sedangkan menurut
Boone dan Kurtz (2002:129) Promosi adalah proses menginformasikan, membujujuk
dan mempengaruhi suatu keputusan pembelian.
5. PRODUK
WISATA
Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa
yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi
ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam.
Menurut Suswantoro (2007:75) pada hakekatnya
pengertian produk wisata “adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan
dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya
sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah
dimana ia berangkat semula”
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Gambaran
Umum Danau Toba dan Tamana Nasional Gunung Leuser
1.1
Danau Toba
Danau Toba adalah
sebuah danau tekto-vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan
Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau
Samosir.
Dari
Tigaraja, kota pelabuhan Parapat anda dapat menyeberang ke Samosir dengan kapal
kayu atau seedboat. Bila anda dengan kenderaan roda empat, anda harus
melalui kota Ajibata sekitar 1 km dari Parapat. Disana anda menemukan ferry
penyeberangan setiap 2 jam sekali.
Di Samosir
anda menemukan kota wisata Tomok. Dengan kapal ferry anda akan sampai di kota
kecil ini. Bila dengan boat, anda dapat langsung menuju hotel pilihan anda di
Tuktuk Pulau Samosir yang tidak jauh dari kota Tomok. Di Tuktuk anda
mendapatkan banyak penginapan sesuai dengan kebutuhan anda.
Anda dapat
menentukan pilihan lain untuk menikmati panorama danau toba yang indah ini.
Kota pilihan lain adalah Balige, sekitar 1 jam perjalanan darat ke arah selatan
Parapat. Balige dapat dicapai 10 menit dari bandara
Silangit-Siborongborong.Disekitar ini anda dapat menikmati pemandangan di
Hutaginjang, pegunungan kota Muara, lokasi pandang Sipinsur, lokasi pandang
Tarabunga dan pemandangan dari Dolok Tolong. Di Balige ditemukan balairung
dengan arsitektur batak yang mempesona. Di kota ini juga anda dapat mendapatkan
penginapan yang memadai. Alternatif lain menuju Danau Toba adalah melalui Tele.
Dengan perjalanan darat melalui Kabanjahe ke Tele anda dapat langsung memasuki
Pulau Samosir. Dari Tele ke Pangururan ibukota Samosir dapat ditempuh sekitar 1
jam. Sebelum kota Pangururan anda akan menyaksikan keindahan gunung yang
disakralkan Pusuk Buhit. Di lereng gunung itu ditemukan pemandian air hangat hot
spring. Dari Pangururan ke Tuktuk dapat ditempuh perjalanan darat sekitar 1
jam.
1.2
Taman
Nasional Gunung Leuser
Taman Nasional Gunung Leuser
biasa disingkat TNGL adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di
Indonesia seluas 1.094.692 Hektar yang secara administrasi pemerintahan
terletak di dua Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Provinsi Aceh yang
terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya,Aceh Selatan, Aceh Singkil,
Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang
terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo dan Langkat.
Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang
menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Aceh.
Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi
yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi
yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi.
Untuk menuju kawasan wisata arung jeram Sungai Lawe Mamas
perjalanan dapat ditempuh dari Kotacane yang berjarak sekitar 15 km dari start
dari daerah Jambur Mangmas Desa Tanjung Kecamatan Darul Hasanah sedangkan pinis
di Pondok Wisata Lawe Mamas, panjangnya lintasan arung jeram ini sekitar 3 km.
Dari Kotacane, pengunjung dapat naik taksi atau mencarter mobil, bisa juga
pengunjung melakukan koordinasi dengan pihak pengelola Pondok Wisata Lawe
Mamas. Sebab Pihak pengelola Pondok Wisata Lawe Mamas dapat menyediakan alat
angkutan mengantarkan pengunjung sampai ke lokasi start arung jeram.
Diterimanya Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera ke daftar Situs
Warisan Dunia pada tahun 2004, membuat
Taman Nasional Gunung Leuser juga masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO,
bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan.
2.
Produk
3.1
Danau Toba
Pada
bulan Mei 2012, Pemkab Samosir menerbitkan surat keputusan (SK) Bupati Samosir
No. 89 tanggal 1 Mei 2012 tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan
Hortikultura dan Peternakan seluas 800 hektare di Hutan Tele, di Desa
Partungkot Nagijang dan Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir,
Sumatera Utara kepada PT Gorga Duma Sari (GDS) yang dimiliki seorang anggota
DPRD Kabupaten Samosir, Jonni Sitohang. Kemudian dilanjutkan dengan Izin Pemanfaatan
Kayu (IPK) yang diberikan oleh Kepala Dinas Provinsi Sumatera Utara melalui SK
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013. Ketua Pengurus Forum Peduli Samosir Nauli
(Pesona), Rohani Manalu menyatakan bahwa izin yang didapatkan ini membuat PT
GDS melakukan penebangan atas kayu-kayu alam di dalam hutan tanpa memiliki
AMDAL.
Rohani juga
menyatakan bahwa akibat lain adalah Kebersihan di Danau Toba sangat tidak
terjaga dan membuat jenuh wisatawan untuk datang disana, infrastruktur untuk menuju Danau Toba
terutama jalanan yang masih rusak dan butuh perbaikan. terjadinya longsor dan
banjir yang menimbulkan korban jiwa. Akibat penebangan hutan Tele, lumpur hasil
erosi di atas tanah bekas penebangan tersebut telah menyebabkan pendangkalan
sungai-sungai di sekitar Danau Toba.
Program penanaman sejuta pohon yang digerakkan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun dikatakan tidak efektif karena banyak
pohon yang mati karena tidak dirawat. Hal ini menyebabkan tiga aktivis
lingkungan Sumatera Utara, Marandus Sirait, Hasoloan Manik (Kalpataru), dan
Wilmar Eliaser Simandjorang (Satya Lencana Karya Satya, Toba Award, Wana
Lestari) mengembalikan semua piagam penghargaan yang pernah diberikan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Kehutanan, dan Istana Negara.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya telah
melayangkan dua surat rekomendasi agar Bupati Samosir Mangindar Simbolon sebagai
pemberi izin usaha dan penanggung jawab agar memberikan sanksi administratif
berupa penutupan aktivitas usaha.
Setelah surat pertama tidak digubris, Bupati Samosir
menjawab surat kedua dengan menyatakan bahwa perusahaan tidak melanggar
sehingga tidak layak ditutup, Karena Bupati tidak melaksanakan rekomendasi,
Kementerian Lingkungan Hidup pun memberlakukan Pengambil Alihan Wewenang (Second
Line Enforcement) dan menutup sementara aktivitas PT GDS. Setelah
Kementerian Lingkungan Hidup turun langsung ke lokasi berdasarkan temuan bahwa
keputusan tidak digubris, lalu Pemkab menyurati PT GDS untuk menaati surat
keputusan. PT GDS pun menghentikan semua kegiatan operasional dan menarik
alat-alat berat di kawasan tersebut berdasarkan pengakuan Direktur GDS Jonni
Sitohang.
3.2 Taman Nasional Gunung Leuser
Seperti halnya kebanyakan hutan alam lainnya di
Indonesia, keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser telah menghadapi
berbagai masalah yang serius sejak beberapa dekade lalu. Keterancaman akan
kepunahan ekosistem dan habitat terus menghantui kawasan yang dihuni oleh
berbagai spesies flora dan fauna dunia ini. Taman Nasional yang seharusnya
menjadi kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi ini nyatanya sangat
menghadapi depressi yang berat akibat tidakan-tindakan yang destruktif oleh
sekumpulan manusia yang serakah dan tamak akan kekayaan dunia. Mungkin dapat
dibayangkan bagaimana seorang perawan tinggal dikelilingi oleh sekumpulan
penyamun yang lapar dan haus akan kepentingan nafsu birahinya?. Pastinya ia
akan menjadi korban perlakuan yang tidak menyenangkan. Mungkin begitulah
analogi yang pantas untuk menggambarkan kebrutalan yang dilakukan berbagai
pihak terhadap kelestarian Taman Nasional Gunung Leuser.
Walaupun Taman Nasional Gunung Leuuser ( Bukit
Lawang ) sudah dikenal sampai ke dunia internasional, obyek wisata ini masih
memiliki kekurangan di mana bayaknya pihak yang tidak bertanggung jawab yang
melakukan penebangan liar yang mengakibatkan banyak Orangutan Sumatera yang
direhabilitasi disini, harus kehilangan tempat tinggalnya dan hal ini
mengakibatkan semakin berkurangnya populasi Orangutan ini. Measkipun pemerintah
dan masyarakat sekitar sudah berusaha untuk menjaga agar kelangsungan hidup
ekosistem alam tetap terjaga dengan melakukan pengamana secara intensif di
dalam hutan, untuk mencegah kejahatan orang yang tidak bertanggung jawab, tapi
masih saja hal ini dapat luput dari pantauan mereka, di mana banyak yang
berpendapat bahwa hal ini dapat terjadi, karena adanya kerjasama antara
pemerintah dengan mereka yang mempunyai kekuasaan untuk melakukan tindakan
kriminal, baik penebangan hutan secara legal maupun perburuan Orangutan di
kawasan ini.
Kerusakan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)
dalam lima tahun terakhir mencapai 36 ribu hektare (Ha), itu artinya per tahun
mengalami kerusakan 7.200 Ha atau setara dengan 8.700 kali luas lapangan bola
kaki. Bila dipersentasekan, maka kerusakan hutan di KEL selama lima tahun
terakhir sebesar 1,8 persen dari luas keseluruhan atau rata-rata 0,36%
mengalami deforestasi (hilangnya tutupan hutan secara permanen maupun
sementara). BPKEL melalui penelitian menggunakan interpretasi penginderaan
jauh, yaitu interprestasi citra satelit, yakni LANDSAT (USGS/NASA)
tahun 2005-2009 menunjukkan pada awal 2005 luas tutupan hutan di KEL 1.982.000
Ha dan akhir 2009 mengalami deforestasi, sehingga luasnya menjadi 1.946.000 Ha
(gobloggeris.blogspot.com). Dapat dibayangkan betapa terancamnya TNGL
sebagai kawasan penyangga kehidupan di Sumatera. Tidak hanya akan menimbulkan
kiamat bagi satwa langka yang bernaung di dalamnya tapi juga akan mengancam
eksistensi manusia yang mengambil manfaat lingkungannya.
3.
Promosi
3.1
Danau
Toba
Danau Toba
yang berawal dari letusan gunung purba di Sumatera Utara ini pernah menjadi
salah satu ikon wisata Indonesia dengan Pulau Samosir yang menjadi salah satu primadonanya.
Sebagai danau terbesar di Asia Tenggara, Danau Toba lebih terlihat menyerupai
laut. Hamparan Bukit Barisan berjajar menyambut kedatangan para wisatawan yang
baru menjejakkan kaki ke Sumatra Utara (Sumut). Berpadu dengan kelokan jalan
dan hutan-hutan yang masih terjaga keasriannya.
Kepala Dinas
Pariwisata Sumut Naruddin Dalimunthe, melalui Kepala Sub Program Dinas
Pariwisata Sumut Debbi Penjaitan, menyatakan bahwa promosi sudah dilakukan
hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Brunai, hingga Eropa. Adapun,
promosi ini melalui jaringan televisi internasional.
Promosi ini
dilakukan untuk sebagai alat memperkenalkan FDT ke penjuru dunia. Dengan
harapan, minat pengunjung hadir dalam FDT akan semakin tinggi “Kita juga
menjalin kerja sama dengan beberapa stakeholder. Seperti Asita (Asosiasi agen
perjalanan Indonesia) Sumut agar mereka dapat menjual paket perjalanan. Jadi,
mempermudah para pengunjung untuk mendapatkan informasi,” jelasnya.
Beberapa
kegiatan promosi yang pernah dilakukan dilakukan adalah
3.1.1
Seni budaya dan olahraga
3.1.2
Upacara tradisi yang menceritakan
kisah awal dan akhir kehidupan suku Batak termasuk digelar drama festival,
karnaval Sigale-gale, Gorga, Ulos, Gondang, Topeng Batak, dan Tandok.
3.1.3
Festival Kemerdekaan Pesona Danau
Toba.
3.1.4
Lake Toba Festival
3.2
Taman
Nasional Gunung Leuser
Dalam usaha meningkatkan jumlah
wisatawan di kawasan ini, pemerintah dan semua yang terlibat dan bekerja di
kawasan wisata ini, harus memperhatikan cara mereka dalam memasarkan kawasan
ini kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk mengunjungi tempat
ini dan wistawan yang sudah berkunjung dapat memberikan informasi tentang
kawasan wisata Bukit Lawang ke orang lain, dari mulut ke mulut melalui
kunjungan mereka. Sebagi usaha dalam memasarkan kawasan wisata Bukit Lawang
ini, mereka yang terlibat didalam harus mengetahui apa yang menjad daya tarik
dari Bukit Lawang sebagai strategi dalam pemasaran.
Inilah sebuah promosi pariwisata berdampak luar biasa.
Bisa dibayangkan betapa besarnya gema Taman Nasional Gunung Leuser setelah
Leonardo Di Caprio cs pulang ke negaranya? Pariwisata Selandia Baru pun ikut
mendapat durian runtuh saat film Lord of The Rings dibuat di negeri dingin itu.
“Taman Nasional Gunung Leuser mendapat promosi yang
luar biasa. Banyak hal menarik di sana yang terekspos media lantaran Taman
Nasional Gunung Leuser kedatangan tamu figur ternama dunia,” tutur Asnawi
Bahar, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA).
Rangkaian memperingati Hari Konservasi Alam
Nasional (HKAN) 2015, Hari Cinta Puspa Satwa Nasional (HCPSN) 2015,
dan ikut serta mengawali kegiatan Merayakan Keanekaragaman Hayati 2016,
Balai Besar TNGL menggalang dukungan dalam pengelolaan TNGL dengan mengadakan
serangkaian event menarik yang mengundang masyarakat untuk ikut meramaikan.
Event tersebut adalah “Suara Konservasi Leuser – Lomba Foto dan Karya Tulis
Konservasi TNGL 2015”, “Expedisi Leuser 2015” dan sebagai puncaknya
adalah “Jambore Konservasi Leuser 2015”.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.1 Produk
1.1.1
Danau
Toba
Kebersihan di Danau Toba sangat tidak terjaga dan
membuat jenuh wisatawan untuk datang disana,
infrastruktur untuk menuju Danau Toba terutama jalanan yang masih rusak
dan butuh perbaikan. Terjadinya longsor juga dan banjir yang menimbulkan korban
jiwa. Akibat penebangan hutan Tele, lumpur hasil erosi di atas tanah bekas
penebangan tersebut telah menyebabkan pendangkalan sungai-sungai di sekitar
Danau Toba.
Program penanaman sejuta pohon yang digerakkan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun dikatakan tidak efektif karena banyak
pohon yang mati karena tidak dirawat. Hal ini menyebabkan tiga aktivis
lingkungan Sumatera Utara, Marandus Sirait, Hasoloan Manik (Kalpataru), dan
Wilmar Eliaser Simand jorang (Satya Lencana Karya Satya, Toba Award, Wana
Lestari) mengembalikan semua piagam penghargaan yang pernah diberikan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Kehutanan, dan Istana Negara.
1.1.2
Taman
Nasional Gunung Leuser
keberadaan Taman
Nasional Gunung Leuser telah menghadapi berbagai masalah yang serius sejak
beberapa dekade lalu. Keterancaman akan kepunahan ekosistem dan habitat terus
menghantui kawasan yang dihuni oleh berbagai spesies flora dan fauna dunia ini.
Taman Nasional yang seharusnya menjadi kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi ini nyatanya sangat menghadapi depressi yang berat akibat
tidakan-tindakan yang destruktif oleh sekumpulan manusia yang serakah dan tamak
akan kekayaan dunia
1.2
Promosi
1.2.1
Danau
Toba
Kepala Dinas Pariwisata Sumut Naruddin Dalimunthe,
melalui Kepala Sub Program Dinas Pariwisata Sumut Debbi Penjaitan, menyatakan
bahwa promosi sudah dilakukan hingga ke luar negeri, seperti Malaysia,
Singapura, Brunai, hingga Eropa. Adapun, promosi ini melalui jaringan televisi
internasional.
Promosi ini dilakukan untuk sebagai alat
memperkenalkan FDT ke penjuru dunia. Dengan harapan, minat pengunjung hadir
dalam FDT akan semakin tinggi.“Kita juga menjalin kerja sama dengan beberapa
stakeholder. Seperti Asita (Asosiasi agen perjalanan Indonesia) Sumut agar
mereka dapat menjual paket perjalanan. Jadi, mempermudah para pengunjung untuk
mendapatkan informasi,” jelasnya.
Beberapa kegiatan promosi yang pernah dilakukan
dilakukan adalah Seni budaya dan olahraga, Upacara tradisi yang menceritakan
kisah awal dan akhir kehidupan suku Batak termasuk digelar drama festival,
karnaval Sigale-gale, Gorga, Ulos, Gondang, Topeng Batak, dan Tandok, Festival
Kemerdekaan Pesona Danau Toba. Lake Toba Festival.
1.2.1 Taman
Nasional Gunung Leuser
Inilah sebuah promosi pariwisata
berdampak luar biasa. Bisa dibayangkan betapa besarnya gema Taman Nasional
Gunung Leuser setelah Leonardo Di Caprio cs pulang ke negaranya? Pariwisata
Selandia Baru pun ikut mendapat durian runtuh saat film Lord of The Rings
dibuat di negeri dingin itu. “Taman Nasional Gunung Leuser mendapat promosi
yang luar biasa. Banyak hal menarik di sana yang terekspos media lantaran Taman
Nasional Gunung Leuser kedatangan tamu figur ternama dunia,” tutur Asnawi
Bahar, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA).
2. Saran
2.1 Produk
2.1.1
Danau
Toba
Untuk mengatasi dari masalah tersebut maka saran
kami adalah pemerintah harus membuat peraturan terhadap penebangan pohon yang
menyebabkan bekas tebangan-tebangan membuat sungai kotor dan mengalir ke Danau
Toba. Kebersihan di Danau Toba pun harus di jaga dengan membuat papan
peringatan dilarang buah sampah sembarangan, menyediakan tempah sampah disetiap
sudut Dtw, begitupun dengan jalan menuju Danau Toba harus di lakukan perbaikan.
2.1.2
Taman
Nasional Gunung Leuser
Saran dari kami adalah Taman Nasional Gunung Leuser
(TNGL) harus segera mendapatkan “perawatan medis” dari pihak pengelolah.
Melakukan Konservasi seperti pelestarian
satwa, Reboisasi sistem “tanam pakan”. Reboisasi ini adalah reboisasi yang
tidak hanya bertujuan sebagai fungsi penghijauan namun juga memiliki fungsi
penyediaan makanan bagi satwa herbivora terancam punah.
2.2
Promosi
2.2.1 Danau Toba
Saran dari
kelompok kami tentang promosi di Danau Toba
adalah mengadakan event tahunan ataupun kegiatan-kegiatan unik
masyarakat sekitar yang akan menarik wisatawan untuk berkunjung, membuat
spanduk tentang potensi-potensi yang dimiliki Danau Toba disetiap jalan utama
Provinsi Sumatera Utara, iklan televisi baik itu lokal maupun mancanegara.
2.2.2 Taman Nasional Gunung Leuser
Saran dari kelompok kami tentang promosi di
Danau Toba adalah mengadakan event
seperti peringatan Hari
Konservasi Alam Nasional (HKAN), peringatan-peringatan
hari Satwa Nasional, kegatan lomba arum jeram, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar